Langsung ke konten utama

MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT

Nama    : Ahmad Khoiron azis 

NIM      : 331201300020

Kelas    :  AA1 

Matkul : Pendidikan Pancasila 

MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT?

Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang menggugah kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno ketika menggagas ide Philosophische Grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai filosofis yang menjadi identitas bangsa Indonesia.

A.Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat

144

Mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat? Ada beberapa alasan

yang dapat ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertama;

dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan

nama Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Adapun pidatonya

sebagai berikut:

Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua kehendaki! Paduka

Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische Grondslag, atau jika kita boleh memakai

perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua yang mulia minta suatu

Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia itu”. (Soekarno,

1985: 7).

Noor Bakry menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan

hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil

perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang

akan merdeka. Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem

filsafat karena telah memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan. Beberapa ciri

berpikir kefilsafatan meliputi: (1). sistem filsafat harus bersifat koheren,

artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung

pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya. Pancasila sebagai sistem

filsafat, bagian-bagiannya tidak saling bertentangan, meskipun berbeda,

bahkan saling melengkapi, dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan

tersendiri; (2). sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup

segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia. Pancasila

sebagai filsafat hidup bangsa merupakan suatu pola yang dapat mewadahi

semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia; (3). sistem filsafat

harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang

sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat

fundamental. Pancasila sebagai sistem filsafat dirumuskan berdasarkan inti

mutlak tata kehidupan manusia menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan

Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; (4). sistem filsafat

bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan

yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis,

serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu. Pancasila sebagai dasar

negara pada permulaannya merupakan buah pikir dari tokoh-tokoh

kenegaraan sebagai suatu pola dasar yang kemudian dibuktikan

kebenarannya melalui suatu diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI

hingga pengesahan PPKI (Bakry, 1994: 13--15).

Kedua, Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila itu

merupakan sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat

Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat negara

(Philosophische Grondslag). Weltanschauung merupakan sebuah pandangan

dunia (world-view). Hal ini menyitir pengertian filsafat oleh J. A. Leighton

sebagaimana dikutip The Liang Gie, ”A complete philosophy includes a worldview

or a reasoned conception of the whole cosmos, and a life-view or doctrine

of the values, meanings, and purposes of human life” (The Liang Gie, 1977: 8).

Ajaran tentang nilai, makna, dan tujuan hidup manusia yang terpatri dalam

Weltanschauung itu menyebar dalam berbagai pemikiran dan kebudayaan Bangsa Indonesia.

b. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pertama, manusia telah memperoleh kekuatan baru yang

besar dalam sains dan teknologi, telah mengembangkan bermacam-macam

teknik untuk memperoleh ketenteraman (security) dan kenikmatan (comfort).

Akan tetapi, pada waktu yang sama manusia merasa tidak tenteram dan

gelisah karena mereka tidak tahu dengan pasti makna hidup mereka dan arah

harus tempuh dalam kehidupan mereka. Kedua, filsafat melalui kerjasama

dengan disiplin ilmu lain memainkan peran yang sangat penting untuk

membimbing manusia kepada keinginan-keinginan dan aspirasi mereka.

(Titus, 1984: 24). Dengan demikian, manusia dapat memahami pentingnya

peran filsafat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B.Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus Subjectivus

Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan

sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem

dan cabang-cabang filsafat yang berkembang di Barat

2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila

Pancasila sebagai Genetivus Subjectivus memerlukan landasan pijak filosofis

yang kuat yang mencakup tiga dimensi, yaitu landasan ontologis, landasan

epistemologis, dan landasan aksiologis.

3. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila

Pernahkah Anda mendengar istilah “epistemologi”? Istilah tersebut terkait

dengan sarana dan sumber pengetahuan (knowledge). Epistemologi adalah

cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar

pengetahuan, kemungkinan, lingkup, dan dasar umum pengetahuan (Bahm,

1995: 5).

C.Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila

sebagai Sistem Filsafat

1. Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pada 12 Agustus 1928, Soekarno pernah menulis di Suluh Indonesia yang

menyebutkan bahwa nasionalisme adalah nasionalisme yang membuat

manusia menjadi perkakasnya Tuhan dan membuat manusia hidup dalam roh

(Yudi Latif, 2011: 68).

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

c. Sila Persatuan Indonesia.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke

dalam 2 kelompok. Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami

Pancasila sebagai sistem filsafat yang sudah dikenal masyarakat Indonesia

dalam bentuk pandangan hidup, Way of life yang terdapat dalam agama, adat

istiadat, dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia. Kelompok kedua,

masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila sebagai sistem

filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.

3. Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pada awalnya, Pancasila merupakan konsensus politik yang kemudian

berkembang menjadi sistem filsafat. Sumber politis Pancasila sebagai sistem

filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok.


Tahukah Anda apa arti dari simbol yang termuat dalam perisai di dada BurungGaruda tersebut? Berikut adalah arti dalam lambang Garuda Pancasila tersebut:

a. Garuda Pancasila sendiri adalah Burung Garuda yang sudah dikenal

melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan

Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan

sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah

bangsa yang besar dan negara yang kuat.

b. Warna keemasan pada Burung Garuda melambangkan keagungan dan

kejayaan.

c. Garuda memiliki paruh, sayap, cakar, dan ekor yang melambangkan

kekuatan dan tenaga pembangunan.

d. Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari jadi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, di antaranya:

1) 17 helai bulu pada masing-masing sayap

2) 8 helai bulu pada ekor

3) 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor

4) 45 helai bulu di leher

e. Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan

peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan

perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.

f. Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang

melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis

khatulistiwa membentang dari timur ke barat.

g. Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaaan

negara Indonesia "Merah-Putih", sedangkan pada bagian tengah berwarna

dasar hitam.

h. Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara

Pancasila. Pengaturan pada lambang perisai adalah sebagai berikut:

1) Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa; dilambangkan dengan

cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima

berlatar hitam.

2) Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dilambangkan

dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah

perisai berlatar merah.

3) Sila ketiga: Persatuaan Indonesia; di lambangkan dengan pohon

beringin di bagian kiri atas perisai berlatar putih.

4) Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dilambangkan dengan kepala

banteng di bagian kanan atas perisai berlatar merah.

5) Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia;

Dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai

berlatar putih.

D.Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut. Pada

era pemerintahan Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan

istilah “Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan perenungan

filosofis Soekarno atas rencananya berdirinya negara Indonesia merdeka.

2. Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat

muncul dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:

Pertama, kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual

pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih

keuntungan sebesar-besarnya merupakan upaya untuk menyejahterakan

masyarakat. Kedua, komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas

perkembangan kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal. Komunisme

merupakan aliran yang meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh

negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.

E.Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Esensi (hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pertama; hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia

bahwa Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk.

Kedua; hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri

atas 3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk

individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan

makhluk Tuhan) (Notonagoro).

Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa

kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam

3 jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental.

Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah.

Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan

distributif, legal, dan komutatif.

2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai

sistem filsafat meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama, meletakkan

Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri bangsa

Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga

merdeka dalam mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan

bangsa, baik secara materiil maupun spiritual. Kedua, Pancasila sebagai sistem

filsafat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai budaya

bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi berbagai

ideologi dunia. Ketiga, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar

pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan

semangat kebangsaan dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang

berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak. Keempat, Pancasila sebagai

sistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus way of thinking bangsa

Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan

pemikiran. Bahaya yang ditimbulkan kehidupan modern dewasa ini adalah

ketidakseimbangan antara cara bertindak dan cara berpikir sehingga

menimbulkan kerusakan lingkungan dan mental dari suatu bangsa.

F.Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila

sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara

membicarakan masalah dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan

pandangan hidup bangsa (weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut

mengandung muatan filsofis, tetapi Pancasila sebagai sistem filsafat yang

172

mengandung pengertian lebih akademis memerlukan perenungan lebih

mendalam. Filsafat Pancasila merupakan istilah yang mengemuka dalam

dunia akademis.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga One Piece Chapter 981 Bahasa Indonesia

Dalam Chapter One Piece Kali Ini Di Kejutkan Dengan Datangnya Sang Mantan Komandan Devisi Pertama Bajak Laut Shirohige Yaitu Marco The Phoenix Hal Ini Tentunya Memberikan Kejutan Yang Luar Biasa Untuk Para Penggemar One Piece , Untuk Itu Tidak Usah Berlama-lama Lagi Langsung Saja Kita Ke Manganya.

Islam Agama Yang Di Ridhoi Allah SWT

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Agama Islam Adalah Agama Rahmatan Lil'alamin Dan Satu Satu Nya Agama Yang Di Ridhoi Allah SWT, Hanya Agama Islam Yang Berada Di Sisi Allah SWT Yaitu Terdapat Dalam Kitab Al Qur'an  Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِ سْلَا مُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ فَاِ نَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ innad-diina 'ingdallohil-islaam, wa makhtalafallaziina uutul-kitaaba illaa mim ba'di maa jaaa`ahumul-'ilmu baghyam bainahum, wa may yakfur bi`aayaatillaahi fa innalloha sarii'ul-hisaab "Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya....